Jalan-Jalan ke Ciremai Via Vallen (Linggarjati)

2:08 AM


Prolog..

Ciremai itu salah satu tujuan wisata yang jadi prioritas ke sekian buat gw pribadi, karena denger cerita dari orang-orang jalurnya tuh parah lah, porak poranda bin kacau. Berawal dari siang hari yang normal di kantor terjadilah percakapan gw dan adit seperti berikut..

adit  : lu liat itu kalender tanggal 8 febuari hari senen libur !!
gw   : apaan sih.. 
adit  : itu tanggal 8 libur, ayolah nanjak
gw   : nanjak kmn?
adit  : gunung yang tinggi
gw   : gunung apaan eh?
adit  : Ciremai lah
gw   : yaudah gw pikir2 dulu..

Setelah terjadi pertempuran hati antara iya atau engga (ciremai gitu, ngebayang tracknya aja dengkul udah ngilu), namun entah setan apa yang bisikin akhirnya gw setuju dengan syarat via linggarjati, soalnya kalo enggak lewat situ enggak sexy katanya.. sebenrnya adit lebih prefer lewat apuy, tapi dia nurut juga lewat linggarjati..


The Vyanisty..

The Vyanisty
Adit itu temen satu kantor gw, rencana awal pesertanya ada 3, adit, gw, dan uceng, uceng ini juga temen kantor gw, cuman karena pas waktu itu doi ada dipanggil ibunya untuk pulang ke magelang, maka doi batal ikut, digantikannlah dengan temen sekolahnya adit, yaitu ari n moko. 

Adit sebagai pencetus dan pembuat itin, jadi team leader, Ari yang pernah naek bertugas buka jalur di depan, moko dan gw ngintil di belakang. untuk logistik sebenrnya gw udah belanja cukup lengkap, telor, tempe, nugget, sosis, sambel, emih, dan aneka seduhan minuman penghangat badan, cuma si ari ama moko ternyata bawa ransum TNI, ada 6 bungkus totalnya

Btw, kenapa the vyanisty, itu bakal kejawab di dalam cerita..


Pria Misterius..

Setelah semua peralatan lenong dan logistik siap, kita janjian di terminal kampung rambutan jam 9 malem, gw berangkat dari bekasi timur, adit, ari dan moko berangkat dari cibinong karena rumah mereka disitu. Seperti yang sudah gw duga, gw yang sampe pertama, cuma ga lama-lama banget mereka dateng, gw belum pernah ketemu Ari dan Moko, setelah salaman dan ngobrol-ngobrol ringan, gw mikir, mereka ini umurnya rata-rata 3 tahun lebih muda dari gw, berasa tua.

Mengaku lapar, adit mesen satu porsi nasgor di depan terminal, ada beberapa orang yang lagi makan, kebetulan pas adit selesai makan ada bis AC tujuan cirebon yang kita kejar, tapi tak sampai, si sopir bilangnya cari aja yang laen (mendadak galau), begitu juga dengan bis AC selanjutnya, selalu saja bilang, 

"cari aja bis yang lain"

Disitu gw mulai berpikir, ternyata semua bis sama aja (galau lagi), setelah ditolak beberapa bis, kita diskusi engga penting di kang nasgor tadi, kemudian ada seseorang bapak-bapak paruh baya, berpenampilan misterius dengan rambut keriting tipisnya yang menutupi jidat sang bapak yang sudah berkerut, tenpa menoleh dan terus menyantap nasi goreng yang masih berasap di depannya terjadilah percakapan berikut

bapak : mau kemana dek?
adit     : mau ke ciremai pak
bapak : ngapain kau kejar itu bis AC tadi
adit     : lah bukannya itu bis ke cirebon pak?
bapak : bukan, itu bis ke sindang laut..  

Jawabnya santai, gw, ari, moko, dan adit diliputi kebingungan dan penasaran luar biasa, belum hilang rasa penasaran itu, si bapak sambil terus menyantap nasi gorengnya berkata lagi

bapak : kamu mau ke ciremai kan? naik gunung kan?
kami : iya pak
bapak : tunggu saja, bisnya sedang antri di terminal
adit : siap pak

kami masih penasaran, siapa bapak ini sebenarnya, kenapa dia tau posisi bis yang akan kami naiki masih ada di dalam terminal. Beberapa menit berlalu si bis pun belum datang, si bapak tadi tiba-tiba menelpon seseorang dengan logat yang kurang kami pahami

bapak : Halo, posisi?
orang  : ....
Bapak : sudah cepat kau kemari, saya punya orang 4 harus bisa naik, mau pada naik gunung itu orang
orang  : ...
Bapak : oke, pastikan semua naik

Kami yang sejak tadi dilanda kebingungan dengan kelakuan si bapak yang serba misterius saling melihat satu sama lain, ditengah lingkungan terminal yang mempunyai reputasi horor dengan para premannya ada seorang bapak tidak dikenal yang mengarahkan kami untuk naik bis tertentu, kemudian si bapak kembali bicara.

"kalian ini kan mau ke ciremai, naik bis yang jurusan Cilimus, bis yang tadi kalian kejar beda punya jurusan, saya ini pengurus terminal rambutan"

Kemudian si bapak tadi memperlihatkan ID Cardnya, sayang sekali kami berempat ga ada yang ingat nama si bapak itu, tak lama kemudian bis putra luragung yang sudah lama kami tunggu datang, dengan tulisan "MONTEL" yang besar di kaca depan, dan si bapak itu kembali berkata

"Nah, itu dia montel datang, kalian siap-siap, saya sudah pesankan tempat duduk untuk kalian, hati-hati di jalan"

Waduh, yang tadinya curiga segala macem dengan si bapak misterius ini jadi banyak terbantu ujungnya, setelah mengucap banyak terimakasih, larilah kami menuju bis itu sembari menenteng carrier kami, dari kejauhan kami dengar si bapak tadi teriak ke kernet bis montel.

"itu dia bawaan saya ada empat, antar mereka"

Dan kami pun akhirnya bisa duduk, padahal ada banyak penumpang lain yang sudah berdiri sebelum kami masuk, jadi enak..


Montel..

Yang sering lewat tol, atau pantura pasti sering liat bis yang namanya putra luragung, sticker besar di kaca depan samping dan belakang, terompet beraneka ragam di atap depan, serta asapnya yang sering ngebul. Bis Putra luragung ini punya panggilan sendiri yang bisa dilhat di kaca depan bis, seperti bis yang kami naiki tulisannya montel, konon setiap tulisan mawakili pemilik dari bis tersebut, CMMIW.

Tiket Montel

Kondisi montel ketika itu penuh penumpang, kebetulan emang pas hari libur panjang, suasana pun panas, karna bis nya ga ada AC, ditambah korsi yang sempitnya bukan main, bahkan untuk duduk normal pun ga bisa dibilang nyaman, jalanan macet pula, di tengah kemacetan ada penumpang bawa bayi terus si ade bayi tadi nangis, kebayang pengapnya kondisi montel malam itu. harga tiket yang 70 ribu gw rasa terlalu mahal untuk bis dengan kondisi keamanan dan kenyamanan yang buruk.

Masuk tol cikampek jalanan pun masih macet, terlihat semua jalur sudah penuh dan kendaraan tersendat, entah ada angin apa si sopir bawa montel 'goyang kiri' padahal si montel ini posisi di bahu jalan, lewat lah si montel ini di tanah pinggir bahu tol, ini pengalaman gw pertama kali liat dan ngalamin sendiri ada bis ngangkut penumpang lewat jalanan yang ga ber aspal di tol !! 

Dengan kondisi begitu ga ada hal yang lain yang bisa gw lakuin kecuali pasrah, alhasil sepanjang jalan ga ada yang namanya tidur, untuk duduk aja lutut mentok di korsi depan, dan resmi ini salah satu perjalanan paling ga nyaman sepanjang hidup gw, mungkin karena ga biasa, dan yang gw perhatiin banyak penumpang lain dengan kondisi begitu bisa tidur pulas, bahkan kedengeran samapai ada yang ngorok..


Perjanjian Linggarjati..

Setelah melalui malam panjang yang gila bersama montel, sampailah kami di pertigaan linggarjati, setelah mengucapkan terimakasih kepada sopir dan kernet kami turun, di depan indomaret sekitar jam 5 pagi, hal pertama yang dicari itu toilet, karena semaleman nahan kencing, kebetulan ada mushola sekalian deh subuhan. Alhamdulillah cuaca pagi itu dikasih cerah.



Di depan indomaret sendiri banyak angkot yang ngetem yang bersedia nganter ke base camp dengan biaya 10 rebu/orang, kebetulan barengan kita naek angkot pengen mampir ke belanja logistik, sekalian gw beli aneka minuman buat diatas entar, perjalanan ke basecamp ga lama sekitar 10 menit, ditengah perjalanan ada sebuah rumah besar tua dengan halaman  luas yang ditumbuhi beberapa pohon besar dengan tulisan putih besar di depannya.
"Museum Linggarjati"
Walah, ternyata ini toh tempat perjanjian antara Indonesia dengan belanda di jaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan tempo dulu yang salah satu pointnya membentuk Republik Indonesia Serikat kalau ga salah. hmm, menarik..


600 MDPL..

Toilet, lagi-lagi toilet itu yang pertama dicari setibanya di basecamp, linggarjati, karena biasa buang air di pagi hari, jadi kebawa juga pas kesini, ada beberapa rumah yang merangkap basecamp, dengan fasilitas beragam, dan menyediakan makanan dan juga cindera mata untuk para pendaki. ada perasaan lega yang luar biasa setelah beban sepanjang malam dikeluarkan, hehehe..

Ga jauh dari basecamp, ada pos pendaftaran, nah disitu kita daftar dikasih fomulir buat diisi, harus ada foto kopi KTP sebagai lampirannya, ga usah kawatir, buat yang engga bawa ada jasa potokopi  di dekat situ, ada beberapa hal yang harus diisi, seperti biodata, kontak yang bisa dihubungi, logistik yang dibawa, dan nama kerabat, yang perlu dicatet, biaya simaksi di cermai ini mahal, 50.000 rupiah untuk sekali naik, jadi jangan kaget.

Saran gw, sebelom nanjak sempetin dulu makan, pup, dan mandi biar terlihat tampan dan rupawan. Kita numpang makan di salah satu rumah warga, sialnya itu rumah warga meliara soang yang dilepas gitu aja, lagi enak makan, tiba-tiba ada soang nyamperin dan berak di depan gw gitu aja tanpa dosa, sial..

Adit yang lagi asik makan
Selesai semua persiapan, obat ganteng dipake, madurasa dikantongin, dan kamera standbye, kita briefing sebelum naek, adit sebagai ketua rombongan mimpin briefing ini, karna cuma Ari yang udah pernah dia jadi leader, diikutin adit, terus moko, dan gw kembali senantiasa dipercaya jadi sweeper untuk kesekian kalinya. kira-kira jam 9 kita mulai nanjak, di jalan ada tulisan 600 mdpl, yap, itu titik awal ketinggian pendakian, selama ini itu titik terendah yang pernah gw lewatin untuk mengawali pendakian, bismillah..


Kekejaman Tiada Akhir..

Aspal, Track Awal Pendakian
Jalur pendakian diawali oleh track aspal curam sepanjang mata memandang, seperti biasa setengah jam awal nanjak, jantung dan nafas kejar-kejaran, itu semua normal, artinya tanda dari badan adaptasi dengan lingkungan sekitar, pemandangan yang ditemui adalah ladang  para bapak dan ibu yang lagi kerja, pemandangan yang beneran bikin adem hati.


Ladang Para Penduduk
Kebetulan kita naek bareng rombongan dari matraman, rombongan ceria dengan jumlah sekitar 10 orang, setelah ngoborol ngalur ngidul, entah suara dari mana ada yang nyeletuk

'"men, gw udah disini aja yak, dengkul gw koplak kebanyakan C**i"

sontak yang laen pada ketawa denger kepasrahan yang begitu dahsyat, padahal track juga masih aspal, sekitar 30 menit kemudian akhirnya kita sampai di pos cibunar.

Pos Cibunar
Di pos cibunar ini ada sumber air, dan beberapa rumah warung yang kebeutulan pas kita sampe, belum ada yang buka, Ari ngeluarin dirigen 5 L andalannya buat diisi, sementara adit sibuk foto-foto, si moko sibuk atur nafas, dan gw ketemu rombongan madridista bekasi namanya bang ari, kata dia, dia duluan nanjak dari rombongannya. Fyi, gw juga die hard madrid.. (ini penting)

Setelah cibunar, jalur diisi oleh hutan pinus yang, dengan track yang masih landai, kita kesenangan dapet jalur landai begitu, ugal ugalan dah si ari yang di depan mimpin pendakian, nge blong abis, sementara si moko dan ari madrid yang ikut rombongan kita rada kerepotan ngikurin langkahnya Ari, Ari itu anggota pendaki bogor, track kayak gini udah jadi makanannya.

View Awal Pendakian
Jam 11.30, setelah jalan sekitar 2 jam, kita sampe di pos kondang amis, disana cukup luas, dan ada shelter yang bisa dipakai untuk berteduh, sayang kondisinya rusak, ada 3 rombongan yang kebetulan isitrahat disini, ga lama, kita nanjak lagi, senangnya track masih bersahabat untuk didaki, sehingga perasaan gw cukup riang sebagai pawang di belakang rombongan, yang gw suka, pendakian kali ini itu itungannya sepi, buat kondisi long weekdend, sepanjang jalan cuma ketemu 4 rombongan, satu lagi yang gw suka, jalur disini itu relatif bersih, biasanya ada bungkus madurasa, coki-coki di jalur, ini jarang, bahkan engga ada, semoga tetep terjaga kebersihannya

Disepanjang perjalanan Adit muter lagu koplo dari hapenya, dia nIat banget udah download mp3 koplo pas di kantor, mantap, kebanyak lagunya Via Vallen, diva dangdut kaporit masyarakat armada, tempat gw kerja, joss !! sialnya kalo gw denger salah satu lagu itu dikemudian hari yang gw inget ya jalur melelahkan ciremai, duh mbak Via..

Satu jam berlalu kita sampai di pos kuburan kuda, namanya serem bener, karena udah laper, dan kebetulan masuk jam makan siang, kita makan siang disini, gw dengan sigap ngeluarin alat masak dan mie instan, hap dan si ari masak, sementara gw mijetin moko yang mulai keram kakinya dimakan track Linggarjati, makan siang disisni cuma sebagai pengganjal perut aja, soalnya kita target camp di sanggabuana untuk memperdekat jarak summit.

Waktu terus berlalu, dan kabut mulai turun, tepat setelah perut keiisi kita memutuskan terus naek. Ari madrid yang sejak tadi ikut rombongan kita minta ditinggal karena nungguin madridista bekasi lainnya yang masih dibawah, nah perjalanan dari kuburan kuda menuju pangalap kita ketemu rombongan dari tangerang, sepasang suami istri dan beberapa keponakannya
Rombongan yang kelelahan
Sampai pos pangalap sekitar pukur 14.30, disitu kita dan rombongan tengerang tadi isitrahat, nah si suami tadi ngobrol ama gw begini kira-kira

suami    : bang, ini gunung jalurnya gini amat yak
gw        : iya bang, parah
suami    : banget, udah ah, gw ga perlu bukit apa-apa, mau muncak apa engga bodo amat, cukup !!
gw        : iya bang (dalam hati gw pikir, ini bener-bener kesiksa nih batin dan fisiknya ampe ngomong begitu, gw sebenrnya pengen ketawa, cuma si abang ini ngomongnya serius, jadi ga enak buat ketawa)
suami    : ini masih berapa jam bang?
gw        : waduh, ini mah baru spertiganya kali bang
suami    : kejamnya.. 

Istirahat Bersama Rombongan Tangerang
Saat itu beberapa kali mulai gerimis, si moko ini keramnya belum juga ilang, kita mulai jalan lagi, nah jalanan yang tadinya masih cukup "landai" mulai ganti tanjakan-tanjakan yang bikin senam jantung, kebayang sakitnya gimana itu lututnya moko, karena hujan juga mulai turun jalur punj jadi basah yang menambah parah situasi, ada banyak rintangan, untuk ilustrasi, ada tanjakan yang sampai dengkul ketemu jidat saking curamnya, gw pikir tanjakan begitu cuma beberapa, nyatanya ga ada abisnya, duh..

Papan Tanjakan Seruni
Setelah melalui jalanan panjang nan curam, lega rasanya liat ada papan tulisan 'tanjakan seruni' berasa beban di pundak sedikit ringan, entah apa cuma efek psikologis aja, lanjut jalan lagi, gw kira setelah tanjakan seruni track bakal lebih bersahabat, nyatanya enggak, ini malah lebih parah, dari tadi, gw yang tadinya bisa ngimbangin yang lebih muda, mulai kewalahan, dalam hati gw berfikir, ini jalur linggarjari gini banget yak, parah, pantesan ga serame gunung yang lain, di jalur ini hampir ga ada tempat lurus but sekedar isitrahat, jalurnya tanjakan yang nyiksa batin juga raga, saat itu moko bilang ke gw

Moko : kaki gw udah ga kuat bro
gw      : yaudah kalo ada tempat buat nge camp kita langsung camp aja
Gw juga sebenrnya udah lemes banget dimakan tanjakan yang ga ada habisnya, ditengah tanjakan, ada tempat rata untuk sekedar isitrahat, tapi ga cukup buat bikin tenda, sementara adit mijitin lutunya moko, gw inisiatif nanjak sendiri tanpa carrier nyari tempat camp, kebetulan ga jauh ada tempat camp yang bisa nampung sekitar 5 tenda, jadilah kita camp di tengah tanjakan seruni-tanjakan bapa tere


Malam Di Tengah Belantara..

Dengan lugas gw dan Ari bikin tenda sementara moko istirahat, dan adit beres-beres logistik sekalian masak aer, kita bikin 2 tenda disitu, dengan total kapasitas 7 orang, nyaman.

Cuaca kala itu gerimis mengundang, sementara logistik mulai dikeluarkan, makan malam pun dipersiapkan, menu kali ini adalah ransum rasa nasi kebuli, cukup dituang air panas sesuai petunjuk, tunggu 15 menit, dan hap, nasi kebuli pun siap untuk disantap, memang ransum ini sangat mudah untuk dibuat, karena diperuntukan untuk anggota TNI yang sedang bertugas, yang memerlukan kepraktisan untuk makan.

Tidur malam itu sedikit nyaman, ditambah leganya tenda, seiring waktu berlalu dari dalam tenda terdengar suara-suara rombongan yang sampai dan siap mendirikan tenda..

Puncak..

Alarm bunyi jam 3 dan alhamdulillah semua kompak bangun, kondisi engga terlalu dingin, pas lah, air direbus, energen diseduh, ditambah satu mangkok sayur sop untuk ber empat cuma itu sarapan yang dimakan, bukan apa-apa, nafsu makan seakan hilang  pagi itu..

Karena hanya memakai daypack, kita jalan kesatanan, tapi engga lama, itu cuma sebentar, selebihnya kejar-kejaran nafas dan jantung lagi, sampai pada suatu titik ada tanjakan yang bener-bener curam, ada tali yang dipakai untuk membantu naik, diperparah dengan kondisi jalan licin karena semalam hujan, untungnya kita camp sebelum itu, engga kebayang nanjak disitu bawa carrier. Selesai tanjakan ada plang nama yang bertuliskan "tanjakan bapa tere", dan ini toh tanjakan bapa tere yang termasyur itu, emang reputasinya sesaui gambaran yang ada

Matahari sudah menunjukan sinarnya dan ketika itu kita baru sampai sanggabuana, gagal sudah sunrise di puncak, sangga buana itu pos sekaligus batas vegetasi gunung ciremai, dimana pohon yang ada udah engga serapet dan setinggi sebelumnya, karena itu view yang di dapet juga oke punya, terlihat laut jawa, dan gunung selamet menyembul di atas awan.

Jalan sebentar, ga lama kita sampai di pengasinan, pengasinan ini adalah tanah datar sebelum summit, ibaratnya itu pasar bubrahnya merapi, atau kelieknya semeru, naas, perut yang cuma diisi energen dan sayur sop mulai menunjukan kuasanya, kompak kita ber empat keroncongan, alhamdulillah masih ada sneacker, cocok banget buat nunda lapar.

Jujur setelah pemberhentian di pengasinan jalan yang ada itu bener-bener parah, batuan labil yang kalo dipijak runtuh, ditambah minimnya tempat untuk pegangan, bener-bener nguras tenaga, gw yang masih setia jadi sweeper saling nyemangatin moko yang ada tepat di depan gw, sementara Ari dan Adit sedikit berada di depan, salahnya kita cuma bawa 4 botol kecil air, dan itu sama sekali engga cukup. beruntung, makin ke atas batu sedikit menghilang dan diganti tanah, dan sepatu gw dengan sigap nggigit permukaan tanah tadi

View Pengasinan-puncak
Setelah bertetes-tetes keringat yang udah mengucur, dtiambah berbagai kata-kata pemacu semangat untuk menyemangati diri sendiri dan temen, dengan penuh rasa syukur akhirnya gw sampe juga di puncak..
Rombongan Dari Cirebon
Hal yang pertama gw lakuin begitu lakuin di puncak adalah ngeluarin batman dari tas gw, batman ini mizone yang dibeli pas belanja logistik dibawah, rasanya tuh, bagaikan minum sirup marjan pas buka puasa, menyegarkan.

Batman Dan Alat Lenong Lainnya
Dari puncak ciremai yang punya ketinggian 3078 mdpl dan jadi atapnya jawa barat ini, bisa diliat sejauh mata memandang landscape dari kota cirebon dan sekitarnya, bahkan kelaitan sampai gunung sindoro-sumbing, puncak ciremai via linggarjati ini ga begitu luas, beruntungnya enggak banyak yang ada di puncak cuma ada belasan orang, pemandangan berbeda keliatan ada di puncak seberang via jalur lain yang kaliatan ramai dan luas

Puncak Seberang

Kembali Ke Hutan..

Puas foto-foto di puncak, ditambah pemberian dua botol air dari mas-mas cirebon yang ketemu dipuncak, kita turun. jangan dikira turun dari puncak ciremai bisa srosotan kayak di guntur atau semeru, batuan labil disini sangat enggak bisa diajak kerja sama, jadilah perjalanan turn ke pengsinan sama beratnya dengan naik.
Jalan Terjal Ciremai
Karena kita summit pagi buat engga keliatan jelas kan jalur yang udah dilewatin, nah waktu turunlah semua keliatan jelas bagaimana kejamnya jalur ciremai, apalagi pas lewat tanjakan bapa tere, aduh aduh, parah banget, disitulah kita ketemu lagi ama pasangan suami istri dari tangerang yang akhirnya memutuskan summit juga, dan ga lama lagi ketemu rombongan madridista bekasi, ternyata rombongannya ada banyak tuh, pandangan gw terpaku pada salah satu peserta rombongan itu, di tengah lelahnya perjalanan turun, ada seorang wanita cantik yang sedang kelelahan dengan kulitnya memerah diterpa sinar matahari yang merayap masuk diantara dedaunan hutan ciremai, belakangan gw tau wanita itu namanya mbak jesi, ga lama, dan cukup cit cat sekedarnya, gw dan moko kembali turun, kebetulan Ari dan Adit ngacir duluan karena nyiapin makanan dan moko juga kakinya kumat. Setelah beberapa jam turun dari puncak, jam 1 kita sampai tenda.

Pengganggu Misterius..

Setelah masak, makan, istirahat sebentar, terus beres-beres tenda, sekitar jam 3 kita turun gunung, cuaca waktu itu mulai grimis kecil

Perjalanan turun kali ini bener-bener nguras tenaga, jalan curam ditambah licinnya tanah karena air hujan, ga keitung kita jatoh, gw sebagai sweeper kewalahan, tangan kanan megang trashback sementara untuk berdiri aja susah karena licin, ada di beberapa titik yang maksa gw srosotan karena ga memungkinkan untuk jalan disitu, dan target sampai cibunar maghrib pun ngaret

Waktu maghrib tiba dan kita masih istirahat di shelter pos kondang amis, ada beberapa bapal-bapak pencari ranting yang juga sedang istirahat berkata pada kami

"hati-hati, perjalanan turun dari sini biasanya lebih lama dari pada naik, apalagi sudah maghrib, ditambah hujan"

Kami pun mengiyakan, kira-kira jam setengah 7 kami berpamitan dengan bapak-bapak tadi dan lanjut turun, cuaca masih hujan, dan jalur tamnbah licin, ga lama jalan kita denger adzan, dan kita pun berhenti, setelah itu kita jalan lagi, nahm keanehan mulai muncul, karena gw di belakang, gw ngerasa ada sinar dari belakang sementara gw liat ga ada apa-apa di belakang, rombongan pun gw minta untuk lebih rapat lagi jaraknya.

Terus turun, dan gangguan itu enggak berhenti disitu, kali ini ada sinar dari kiri kanan, sementara itu kan hutan, karena parno, gw minta adit buat jadi sweeper, sialnya lagi senter Ari dan Adit rusak tiba-tiba, jadinya cuma senter gw dan moko yang nunjukin jalan, si Adit ini ga betah jadi sweeper, dia baru bilang dibawah kalo dia juga ngalamin hal yang sama kayak gw, kayak ada yang ngikutin

Masih dalam perjalanan turun antara kondang amis-cibunar, terdengar lagi adzan, nah kali ini gw bingung bukan maen, lah adzan yang sebelumnya itu adzan apa?

Ga lama kemudian kita ketemu warung yang enggak kita liat pas naik, tapi kita engga berhenti, dan terus jalan terus. Tiba-tiba adit jatoh padahal engga ada apa-apa, dari pengakuannya dibawah dia di dorong sesutu. Sepanjang perjalanan turun kita ga ketemu sama sekali ama rombongan lain, dan setelah 2 jam jalan ditengah hujan, akhirnya kita sampai di pos cibunar, perasaan campur aduk ketika sudah sampai cibunar dan ketmu banyak orang disitu, kebetulan ada warung yang buka, gorengan pun jadi sasaran buat para bujang yang kelaparan. Sembari makan gorengan terjadilah percakapan tentang hal aneh tadi

Adit          : lu pada tadi ngerasa aneh gasih?
gw, moko : iya
gw            : gw ngerasa ada yang ngikutin tadi dari belakang, kanan kiri juga
Adit          : nah makannya itu tadi gw ga mau jadi sweeper walau cuma sebentar
gw            : kampret
Adit          : tadi gw kayak ada yang dorong tas gw sampe gw jatoh
Ari            : yang aneh tuh masa adzan sampe 2 kali terus jaraknya tuh jauh gitu
Moko       : kalo gw dari sebelah kiri kayak ada yang ngelus pundak gw
gw            : itumah perasaan elu aja, hahaha

Engga kaget misal kita sedikit "diganggu" menurut cerita dari banyak temen gw yang dari ciremai, emang banyak yang diganggu, bahakan sampe ada penampakan pocong atau kunti dan sebangsanya, jujur bete banget kalo sampe kejadian begitu di satu sisi badan juga udah cape, setelah bersih-bersih sekedarnya kita turun ke basecamp


Pulang..

Sampai basecamp kita bersih-bersih badan, gw mandi biar aja malem-malem. rasanya seger banget, selesai mandi makan di warung warga, duh lauknya tuh sederhana banget, cuma rasanya itu bagaikan gorengan yang masuk ke mulut setelah minum sirup marjan ketika buka puasa.

Engga lupa kita lapor ke pos pendaftaran kalo kita udah turun, nah dari pos pendaftaran kita dapet beberapa cemilan, gelang, dan dapet sertifikat

Sertifikat Ciremai Via Linggarjati
Kita mutusin malam itu juga kita pulang, untuk pulang, hal pertama yang dilakuin yaitu turun ke pertigaan Linggarjati, dari basecamp ada jasa ojek yang siap mengantarkan penumpang kebawah dengan tarif 15 rebu aja. Setelah beberapa lama nunggu akhirnya datang juga putra luragung jurusan Cilimus-Bogor, kebetuan rombongan cibinong mau langsung pulang ke bogor, dan pas gw tanya bisnya juga mampir ke Kp. Rambutan tempat tujuan gw berhenti. kondisi bis pulang sedikit lebih baik dibanding montel, disitu gw bisa tidur pules dan bangun-bangun sampe Kp Rambutan jam 4 pagi.

Akhir Kata, Ciremai Via Linggarjati  itu gunung yang rada susah, jalurnya berat, engga ada mata air diatas, jadi saran kalo mau kesitu persiapan harus maksimal

Gallery..

Sepatu Korban Ciremai
Bukan Iklan
Adit, Ari, Moko, dan Gw
Thanks To..

Allah SWT, Orangtua, Adit, Ari, dan Moko






























You Might Also Like

1 comments

  1. Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com

    Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
    -Situs Aman dan Terpercaya.
    - Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
    - Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
    - Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
    - Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
    -Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
    - 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI

    8 Permainan Dalam 1 ID :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66

    Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com

    ReplyDelete