MAKALAH PERANAN BUDAYA DAERAH MEMPERKOKOH KETAHANAN BUDAYA NASIONAL
2:06 AMMAKALAH PERANAN BUDAYA DAERAH MEMPERKOKOH KETAHANAN BUDAYA NASIONAL
Sawung sdsdahsgsafhsfdgdfgfggfdhghghghghgdbfsdfsdfh
Oleh
Nama : Sawung
Penggalih
Kelas : 1ID06
NPM : 36411648
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan KH.Noer Ali Kalimalang
Bekasi 17145 Telp. (021)888601
Deadline Makalah
: 13 Oktober 2011
Tanggal Penyerahan atau Upload Makalah : 14 Oktober 2011
Tanggal Penyerahan atau Upload Makalah : 14 Oktober 2011
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam
penyusunan makalah ini saya buatsendiri tanpa meniru ataupun mengutip dari
pihak lain.Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk
mendapat nilai 1/100 untuk mata kulia
ini. Penyusun
NPM : 36411648
Nama
Lengkap : Sawung Penggalih
Mata
Kuliah : Ilmu
Budaya Dasar
Dosen
:
Muhammad Burhan Amin
Program Sarjana Teknik
IndustriUniversitas Gunadarma
Bekasi,
10 Oktober 2011
Sawung
Penggalih
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada
Allah SWT Yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Peran Budaya Daerah MemperkokohKetahanan
Budaya Nasional. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
IlmuBudaya Dasar Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini
berisi informasi tentang Peranan Budaya Daerah Memperkokoh Ketahanan Budaya
Nasional,yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca. Harapan
penulis, Makalah ini minimal menambah pengetahuan pembaca mengenai Kebudayaan
yang ada di Indonesia
Penulis sadar makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata Saya ucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada pembaca, dan memohon pintu maaf kepada para pembaca
bila ada kesalahan baik dalam penulisan kata dan pengertian, karena yng salah
datangnya dari saya, dan yang benar datangnya dari Allah SWT, semoga Allah SWT selalu memberikan umatnya petunjuk ke jalan
yang benar, Amin.
DAFTAR ISI
Pernyataan……………………………………………………..…………………...........i
Kata
Pengantar…………………………………………………..……………......…….ii
Daftar
Isi…………………………………………………………..……………........…iii
Bab 1
Pendahuluan…………………………………………………….…………..........……..1
1.Latar Belakang…………………………………………………………..............…….1
2.Tujuan…………………………………………………………………..............…….2
3.Sasaran……………………………………………………………..................………2
Bab 2
Permasalahan……………………………………………...............................…..2
1.Kekuatan……………………………………………......................................……….3
2.Kelemahan…………………………………………....................................…………3
3.Peluang……………………………………………...........…………………………..4
4.Tantangan/Hambatan………………………………..................…………………….4
Bab 3
Kesimpulan dan Rekomendasi……………………………………………...……………………………5
1.Kesimpulan…………………………………….……............……………………….5
2.Rekomendasi…………………………………………....……………………………5
3.Referensi……………......……………………………………………………………6
BAB.I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Budaya
atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan atau budaya menurut Bapak Antropologi
Indonesia, Koenjtaraningrat (1996), adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar. Pengertian tersebut merujuk pada gagasan J. J
Honigmann (1973) tentang wujud kebudayaan atau disebut juga ‟gejala kebudayaan‟. Honigmann membagi kebudayan
kedalam tiga wujud, yakni kebudayaan dalam wujud ide, pola tindakan dan artefak
atau benda-benda.
Indonesia merupaksan salah satu negara di
dunia yang paling majemuk komposisi jati diri budaya dan etniknya, dan
kemajemukan itu menjadi salah satu sumber kebanggaan bangsa. Semboyan yang
tercantum pada lambang negara Bhineka Tunggal Ika. Kemajemukan suku bangsa ini
tentunya dapat menciptakan budaya yang beragam. Sebagaimana tercantum dalam penjelasan UUD 45, bahwa “Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang
timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama
dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di
seluruh Indonesia”. Dengan begitu keanekaragaman yang tercakup dalam
“Bhineka Tunggal Ika” dimasudkan lebih pada keanekaragaman kebudayaan
(multicultural society). Keadaan geografis yang
membagi wilayah Indonesia atas kurang lebih 3.000 pulau yang tersebar disuatu
daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3.000 mil dari timur ke barat dan lebih
dari 1.000 mil dari utara ke selatan, merupakan faktor yang sangat besar
pengaruhnya terhadap terciptanya pluralitas sukubangsa di Indonesia, ditambah
letak geografis Indonesia yang berada diantara benua asia dan australia. Isolasi geografis yang
demikian di kemudian hari mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau
atau sebagian dari suatu pulau di Nusantara ini tumbuh menjadi kesatuan
sukubangsa yang sedikit banyak terisolasi dari kesatuan sukubangsa yang lain.
Tiap kesatuan sukubangsa terdiri dari sejumlah orang yang dipersatukan oleh
ikatan-ikatan emosional, serta memandang diri mereka masing-masing sebagai
suatu jenis tersendiri. Dengan perkecualian yang sangat kecil , mereka pada
umumnya memiliki bahasa dan warisan kebudayaan yang sama. Dari banyaknya
kebudayaan beragam dari berbagai daerah tersebut,( Hidred Geertz 1981,
misalnya, menyebutkan adanya lebih dari 300 sukubangsa di Indonesia,
masing-masing dengan bahasa dan identitas kultural yang berbeda) terciptalah kebudayaan
nasional.
Budaya Nasional
adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut, dalam hal ini
Indonesia. Menurut Ki Hajar Dewantara,
kebudayaan nasional Indonesia adalah puncak-puncak kebudayaan daerah.
Berdasarkan keterangan diatas, budaya daerah termasuk dalam salah satu kekayaan
nasional yang wajib hukumnya dijaga oleh seluruh warga Indonesia. Karena budaya
adalah suatu yang mahal, hingga banyak budaya daerah di klaim sebagai budaya
Negara lain, karena banyak Rakyat Indonesia tidak banyak mengenal budaya di
setiap daerah yang jumlahnya banyak, ditambah perhatian pemerintah yang masih
menomor sekiankan budaya daerah dalam sekala prioritas dibandingkan dengan
kepentingan lain, seperti pemberantasan korupsi, criminal, kemiskinan, Kelaparan,
dll.
2. Tujuan
Tulisan yang dibuat bertujuan untuk:
·
Melaksanakan tugas mata kuliah
ilmu budaya dasar
·
Menambah wawasan baik untuk
penulis ataupun pembaca
·
Memberikan sedikit gambaran
mengenai kehidupan berbudaya yang ada di Indonesia
·
Menggugah rasa nasionalisme
penulis dan pembaca untuk terus melestarikan kebudayaan nasional.
·
Meningkatkan rasa persatuan
bangsa.
·
Rasa memiliki budaya daerah lain
sebagai bagian dari budaya nasional.
·
Menggunakan budaya daerah sebagai
sumber pemasukan melalui sector pariwisata.
·
Semua warga Negara Indonesia
saling menjaga berbagai budaya daerah yang beragam, sehingga tercipta kesatuan
yang kokoh dalam melindungi kebudayaan nasional.
·
Sebagai pengimbang dari berbagai
macam kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.
3. Sasaran
Sasaran dari penulisan makalah ini
adalah semua pembaca minimal dapat sedikit memahami, bagaimana peran budaya
daerah dalam membentuk budaya nasional, dan melestarikanya. Sehingga kebudayaan
nasional tetap menjadi kekayaan Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai hal.
BAB.2 PERMASALAHAN
Kebudayaan
daerah yang majemuk di Negara Kesatuan Reapublik Indonesia menjadi keutungan
sekaligus hal yang dapat memecah belah rakyat Indonesia bila tidak didasari
suatu pemahaman yang seragam. Kebudayaan merupakan aset bangsa yang luarbiasa
berharganya, dan menjadi tangung jawab seluruh warga negara republik Indonesia.
Pada
jaman globalisasi saat ini mau tidak mau, Indonesia menjadi negara yang terbuka
dalam menerima segala hal, oleh karena itu masyarakat perlu mengetahui betapa
pentingnya memilih, dan memilah apa saja hal asing yang yang masuk ke Indonesia
tanpa membuat buta masyarakat mengenai pentingnya juga mempelajari budaya luar,
Secara singkat pengamatan penulis deskripsikan dengan Analisa SWOT.
Analisa SWOT (Streangth, Weakness, Oppurtunity, Threats
) adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif
(memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai
faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya
masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa
SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan
untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi
oleh organisasi, dan bukan sebuah alat Analisa yang mampu memberikan jawaban
dari segala permasalahan yang terjadi.Analisa ini terbagi atas empat komponen
dasar yaitu :
1.
S = Strength (kekuatan)
adalah situasi atau
kondisi yang merupakan kekuatan dari Keadaan Kebudayaan pada saat ini.
2.
W = Weakness (kelemahan)
adalah situasi atau
kondisi yang merupakan kelemahan dari Keadaan Kebudayaan pada saat ini.
3.
O = Opportunity
(kesempatan)
adalah situasi atau
kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang
berkembang bagi Keadaan dalam hal
ini kebudayaan Indonesai di masa depan.
4.
T =Threat (ancaman)
adalah situasi yang
merupakan ancaman bagi Kebudayaan yang datang dari
luar Kebudayaan dan dapat
mengancam eksistensi Kebudayaan di masa depan
2.1. Strenght
( Kekuatan )
a)
Kemajemukan budaya daerah yang ada di Indonesia dapat menjadi sebuah
Indentitas khas yang tidak dimiliki Negara lain.
b)
Keanekaragaman kebudayaan dapat menjadi ajang promosi Pariwisata Negara
dan daerah.
c)
Menjadi kekuatan sendiri bagi sebuah negara untuk ikut serta
dalam pergulatan dunia Internasional, karena budaya dapat mempengaruhi cara
diplomasi dan posisi sebuah negara, dalam hal ini organisasi UNESCO memegang
peranan penting.
d)
Kebudayaan yang ada dapat dipergunakan sebagai alat pemersatu bangsa, melalui
berbagai acara, seperti kirab kebudayaan, pekan olahraga,
2.2. Kelemahan (Weakness)
a)
Kurangnya perhatian pemerintah karena lebih memprioritaskan program
penanggulangan kemiskinan, dan pendidikan rakyat tidak mampu, sehingga memberi
porsi sedikit untuk membahas kebudayaan.
b)
Tidak banyak tayangan televisi yang menayangkan keberagaman budaya
nasional, namun lebih mementingkan rating sehingga masyarakat luas tidak begitu
mengetahui apa sebenarnya yang dimiliki Indonesia, ditambah buaya global yang
sangat digembar-gemborkan dan membuat imej budaya daerah itu kuno.
c)
Kesibukan warga negara yang memakan banyak waktu sehingga tidak sempat mempelajari,
atau memperhatikan kebudayaan yang ada.
d)
Kendala bahasa yang masih sangat berpengaruh, karena bahasa Indonesia
belum bisa menjadi bahasa yang diketahui Seluruh warga negara, sehingga menjadi
sedikit penghambat.
2.3 Peluang (Opportunity)
a) Rasa nasionalisme rakyat Indonesia begitu tinggi,
contoh ketika beberapa kebudayaan Indonesia diakui negara lain, maka akan
timbul reaksi penentangan yang luar biasa dari seluruh elemen bangsa, secara
tidak langsung dapat memperkuat kesatuan bangsa.
b) Perkembangan jaman yang membuat semua hal dapat
dipelajari dengan cepat dan mudah menjadi sebuah peluang yang sangat besar jika
dimanfaatkan sebagai sarana belajar dan promosi kebudayaan daerah.
c) Keanekaragaman budaya Daerah dapat menambah
pendapatan baik bagi daerah asal budaya tersebut, maupun bagi pusat melalui
sektor pariswisata, sebagai contoh sebuah spot pariwisata
dapat menjadi sumber penghidupan warga lokal yang membuka usaha baik penginapan, penyewaan, dan buah
tangan khas daerah tersebut
d) Besarnya perhatian dunia Internasional mengenai
kebudayaan suatu negara sehingga PBB membuat satu oraganisasi yang khusus untuk
Pendidikan, Ilmu, dan Budaya yang bernama UNESCO(United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
2.4.
Tantangan/Hambatan (Threats)
a) Besarnya wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia namun sarana transportasi yang masih sangat memprihatinkan sampai
saat ini menjadi satu hambatan yang besar untuk intansi atau perorangan yang
ingin mempelajari atau sekedar berwisata budaya ke daerah.
b) Persaingan dengan budaya asing, hal ini tidak
dapat dihindari karena kemajuan teknologi informasi yang sangat global,
ditambah media komunikasi yang hanya mementingkan materi.
c) Masih banyak warga negara yang hidup tidak layak
dan tingkat pendidikan yang sangat rendah, sehingga kurang peduli dengan hal
lain diluar hal primer, seperti makan, minum, mencari nafkah, dan lain-lain,
dalam hal ini pemerintah harus bertanggung jawab.
d)
Pencurian kebudayaan oleh negara lain karena kedudukan diplomasi
pemerintah yang lemah yang diketahui penulis karena beberapa hal:
·
Hutang negara yang besar menjadi beban tersendiri yang dimiliki
pemerintah.
·
Tidak jelasnya posisi Indonesia dalam dunia internasional, karena lemahnya
posisi diplomasi.
·
Ketergantungan akan barang ekspor menjadi suatu beban yang besar untuk
dihapi, karena belum mandirinya Industri
dalam negeri.
·
Lemahnya angkatan bersenjata republik Indonesia karena jumlah dan kualitas
alutsista yang dimiliki Indonesia masih tertinggal dibanding negara tetangga,
sehingga tidak mempunyai efek menggentarkan negara lain yang ingin “main-main”
dengan Republik Indonesia.
BAB.3 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
1.
Kebudayaan dapat menjadi alat pemersatu bangsa jika dipelajari, namun juka
dapat menjadi batu untuk menyatukan bangsa bila suatu daerah masih
terkotak-kotak dan kaku karena ketidakmampuan menggunakan bahasa pemersatu,
dalam hal ini bahasa Indonesia.
2.
Media masa memegang peranan penting dalam mengarahkan arah kebudayaan, dan
memberi pengetahuan kepada masyarakat.
3.
Kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan masih menjadi hambatan besar
dalam kemajuan bangsa, dalam hal ini
tugas pemerintah menjadi sangat penting.
4.
Budaya belum menjadi suatu hal primer baik untuk dipelajari atau menjadi
andalan dalam sektor pariwisata.
5.
Pemuda harus dapat menyaring kebudayaan asing yang masuk untuk melindungi
budaya daerah, dengan cara mempelajari keanekaragaman budaya.
6.
Pemerintah berserta seluruh rakyat negara indonesia wajib melindungi dan
minimal tahu budaya yang berasal dari daerahnya, karena ketidak tahuan membawa
kepada kebodohan, dan kebodohan membawa pada kemiskinan.
3.2 Rekomendasi.
1.
Pemerintah harus aktif memperhatikan segala aspek yang berhubungan dengan
kebudayaan, mulai dari sarana, dan prasarana, hingga pertahanan negara.
2.
Menurunkan angka kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah untuk
kemudian lebih memperhatikan hal lain, seperti kebudayaan.
3.
Media massa diminta lebih sering menayangkan kebudayaan tradisional dan
lebih selektif bila ingin menayangkan hal asing yang dapat mempengaruhi trend
dan imej pemuda terhadap kebudayaan.
4.
Promosi budaya daerah harus lebih intensif menggunakan media massa.
REFERENSI
1 comments
haloo... ini blog walking... u have nice blog.. ku dah follow blog mu... follow back yah di uniknyakisah.blogspot.com
ReplyDeleteterimakasih