Mencari Inspirasi di Merapi

10:01 PM


The Peak
         Mendaki gunung,  kegiatan ini mulai menjadi hobi yang digemari orang indonesia, yah mungkin karena banyak juga media yang semakin sering meliput kegiatan yang merontokan dengkul ini, munculah para pencinta alam baru, tapi saya pribadi kurang suka jika ada istilah "pendaki karbitan", "pendaki kemarin sore", atau apalah disematkan bagi para pencinta alam yang baru ini, yah karena alam Indonesia diciptakan salah satunya untuk dinikmati keindahanya, skip..
     Berawal dari kepenatan dalam aktifitas harian, saya yang masih menempuh perjuangan bangku kuliah dan sedang hot akan tugas kampus, praktikum, dan PI(perancangan ilmiah/Laporan KP), dan saya juga berkerja, saya berkeinginan untuk sekedar melepas penat dari dua dunia yang sudah menjadi rutinitas (Kerja/Kuliah) untuk sekedar mencari inspirasi, maka saya memutuskan untuk berptualang pada tanggal 18-20 april, kebetulan long weekend pada tanggal itu.

Merapi

Merbabu Berselimutkan Awan
         Siang itu saya sedang menggambar dikantor, dan saya sudah kehabisan ide karena segala kepenatan karena tugas kuliah yang begitu banyak perlu perhatian yang tidak kecil, bahkan melebihi porsi dari pekerjaan reguler saya, skip..
        saya mebuka whatsapp, dan melihat beberapa kontak, ketika saya melihat kontak dengan nama fajar herlambang, saya iseng mengontak dia dan menanyakan untuk bulan april ada pendakian ke gunung mana saja, dan dia meberikan info kalau ada pendakian ke gunung gede, dan merapi, fyi, fajar herlambang adalah teman saya sekaligus pemilik jelajah gunung, semcam penyedia jasa pendakian. saya meminta untuk dimasukan ke pendakian merapi, saya saya sudah beberapa kali ikut trip jelajah gunung, dan kesannya "The Real Adventure" banget,  betapa "asyiknya" naik gunung bersama jelajah gunung. Memang biaya untuk mendaki gunung dengan EO, lebih mahal dari pada mendaki secara Independen, tapi kita tidak perlu dipusingkan dengan urusan akomodasi, tenda, makan dan lain lain, terkesan malas memang, tapi karena keadaan yang sedang berkerja membuat saya lebih memilih mengikuti open trip kali ini, lagi pula tidak menghilangkan tujuan utama, yaitu menikmati keindahan alam.


Berangkat
KA Tawang Jaya Di Stasiun Cirebon
         Saya dan peserta lainnya, (yang kemudian akan menjadi teman yang asyik) menggunakan jasa kreta api Tawang jaya, berangkat dari stasiun pasar senen (PSE) pukul 6.20, dan siapa dinyana kereta yang sudah lumrah dengan kata ngaret datang tepat waktu. sepanjang perjalanan kita disuguhkan lukisan alam indonesia yang saya banggakan, terasa, pukul 13.00 sang ular besi sudah sampai di stasiun semarang poncol, dan hal pertama yang saya cari ketika saya sudah mendarat di semarang adalah, betul "Toilet". Para cacing di perut pun sudah melakukan demo besar besaran karena belum dapat jatah makan dari pagi, ada tempat makan yang asyik nih di semarang, Soto Semarang, ya, letaknya di sebelah timur stasiun poncol, menu soto ayam komplit ditambah es teh manis yang membahagiakan ditebus dengan Rp. 8000. saja, 
        Kelebihan mengikuti open trip adalah kita tidak perlu memikirkan carter mobil karena transportasi menuju gunung terkenal suah dan mahal, skip..  Berhubung kami tiba sore hari menuju malam, udara sudah dingin, malam itu langit tampak tak berawan ditambah lampu penerangan yang minim, bulan dan bintang terlihat sangat jelas, hanya satu kalimat yang terucap "Subhanallah". sayang karena keterbatasan kamera saya tidak bisa mengabadikan momen ajaib tersebut.
Cantiknya Luna
         setelah makan dan persiapan pendakian, pukul 20.30 pendakian dimulai, dimulai dengan doa dan diperkuat dengan keyakinan kami berangkat. bintang dan bulan yang indah seakan memberikan energi tambahan yang membuat peserta selalu semangat, dan pukul 12.30, kami sudah sampai di camp yang terletak sebelum pasar bubrah, keuntungan lain dari open trip, tepat setelah kita sampai camp, tenda sudah didirikan oleh mas wiro, atau yang biasa dipanggil mbon, sang porter bersahaja, dan selalu semangat yang baru saja menyelsaikan skripsinya, dia juga yang sudah menjadi tulang punggun ketika saya mendaki merbabu, kita tidur dan dibangunkan pukul 04.00, waktu yang terlambat untuk berburu sunrise merapi, udara yang sangat dingin, langit yang tetap cerah, membuat dingin yang ada dikalahkan untuk tekad mendapatkan sunrise dan puncak merapi.
Sunrise
          setelah melewati pasar bubrah, saya sedikit demi sedikit memajat menuju pucuk merapi, satu hal, sangat sulit mendaki menuju puncak merapi, karena medan yang miring, berpasir dan berbatu yang membuat kaki terpleset, lagi, lagi, dan lagi. sunrise merapi itu drama, iya, saya lihat jam menunjukan pukul 05.00 dan matahari masih bersembunyi dibalik kabut awan, saya memutuskan berhenti di tengah pendakian untuk menunggu sunrise, hasilnya, "Subhanallah", cahaya matahari berwarna jingga sedikit demi sedikit muncul dari selimut awan, terlihat gunung lawu di sebelah kiri matahari bertabirkan awan dengan misterius muncul hanya puncaknya saja, inilah yang membuat merapi begitu indah sunrisenya.
Batu dan Pasir Pasar Bubrah
terus mendaki ke puncak dengan medan yang teramat sulit, ditambah pikiran takut terjatuh saya memantapkan tekad untuk muncak.

Puncak
      Puncak merapi, itu adalah salah satu tujuan saya ikut trip ini, info, trip merapi ini adalah trip saya yang kedua saya ke merapi, pada trip pertama saya tanggal 1 Desember 2013 gagal "Muncak" karena kelelahan, dan salah jalur, karena merapi sempat erupsi dua minggu sebelum saya melakukan pendakian merapi pertama, sehingga jalur yang dilewati begitu tidak stabil. 
Para Pendaki Menikmati View Dari Puncak Merapi
     Satu kata, "Indah" melihat view dari puncak merapi itu benar benar indah, selimut awan yang ada di lereng gunung, kemudian merbabu dengan sombongnya berdiri disamping merapi, begitu pula dari kejauhan gunung sumbing, sindoro, prau, dan yang masih misterius adalah gunung lawu yang masih berselimut awan, sehingga hanya puncaknya saja yang terlihat.
Gunung Lawu Yang Misterius Terlihat di Kejauhan
        Rasa lelah yang dirasakan, sepanjang perjalanan terbayar, benar benar terbayar ketika melihat view dari puncak, menurut saya ini juga salah satu kelebihan merapi, dan mungkin beberpa gunung di jawa tengah, untuk vegetasi alamnya, di area puncak dominasi oleh tanaman semak, jadi view yang dilihat sangat leluasa tanpa terhalang pohon pohon rapat dan lebat yang biasa sangat jhas di gunung gunung jawa barat, tapi itu menurut saya ya, yang masih newbie.
Tas Selempang Eiger, Topi Rimba dan Kacamata Kece
Jangan sampai dilewatkan foto foto dipuncak, harganya mahal masbro. luapkan ekspresi dengan berbagai gaya, selfie, atau poto spatu yang lagi trend. Tidak lupa foto satu timdengan spanduk jelajah gunung yang sudah mengantarkan kami dan memberikan pelayanan baik di merapi.
Tim Jelajah Gunung
salah satu hal yang menarik adalah banyaknya wisatawan dari luar negeri yang mengunjungi merapi, salah satu gunung berapi paling aktif di dunia dengan letusan besar terakhir terjadi pada tahun 2010, hal itu pula yang membuat merapi menjadi gunung yang "badass". Semoga menginspirasi.

tertarik ke merapi? 

Galerie..

Kang Alif  Melepas Lelah
Bersama Mas Wiro
Menikmati Mie Hasil Rampasan Pendaki Lain (dari kiri:Tomy, Acen, Rezky, Kang Alif)

Narsis di kereta (Senang saya liat foto ini)

Alat mahal pemerintah

Thanks To..
Fajar Herlambang dan tim jelajah gunung, mas wiro, kawan seperjuangan (Ayuti, Aini, Bakti, Nurul, Novi, Ikuz, Acen, Arief, Fuad, Rezky, Rizky, Tommy, Bang Alif, Mas Agus, n Kang Boma) 


You Might Also Like

2 comments

  1. nama keretanya matramaja broh... btw mohon doa restu ya :D

    ReplyDelete
  2. Catpernya jualan bet, dan ditengah2 cerita bikin gw merinding. Lo dukses menceritakan keindahan merapi

    ReplyDelete