Leopard 2 adalah tank tempur utama (main battle tank, MBT) Jerman yang dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada awal 1970-an dan mulai digunakan pada 1979. Leopard 2 menggantikan Leopard 1 sebagai tank tempur utama Angkatan Darat Jerman. Beragam versi telah digunakan oleh Angkatan Darat Jerman dan di 12 negara Eropalainnya, beberapa dari luar Eropa. Lebih dari 3,480 Leopard 2 telah diproduksi. Leopard 2 pertama kali digunakan Angkatan Darat Jerman pada Perang Kosovo serta pasukan Kanada dan Denmark yang tergabung dalam ISAF di medan tempur Afghanistan.
Ada dua pengembangan utama pada tank ini, dari model pertama hingga Leopard 2A4yang memiliki kubah tembak vertikal berlapis baja dan model yang lebih maju Leopard 2A5 serta versi yang lebih baru lagi, yang memiliki kubah tembak menyudut seperti anak panah dengan appliqué armour serta beberapa pengembangan lainnya. Seluruh model dilengkapi dengan sistem pengontrol penembakan digital dan rangefinder Laser, meriam utama 120 mm dengan kestabilan tinggi, senapan mesin koaksial, serta perlengkapan untuk melihat dan membidik dalam kegelapan night vision yang lebih maju (Leopard adalah kendaraan tempur pertama yang menggunakan alat pembidik low-light level TV system atau LLLTV; sementara thermal imaging baru diperkenalkan setelah itu). Tank ini memiliki kemampuan untuk bertempur menghadapi sasaran bergerak walaupun melewati medan yang sangat sulit dan tidak rata. Varian yang aktif antara lain 2A4, 2A5, 2A6, dan 2A7 (paling baru). Banyak Leopard 2 yang diupgrade untuk memperpanjang masa tugasnya dan memperkuat persenjataanya, umumnya ke varian 2A5 dan 2A6.
Pengembangan
Meski Leopard 1 mulai digunakan pada 1965, versi yang persenjataannya diperberat yakni meriam Rheinmetall L44 120 mm memang dipertimbangkan untuk menyaingi disain tank Uni Soviet, namun kemudian dibatalkan setelah ada proyek bersama dengan Amerika Serikat yakni "super-tank" MBT-70. Tank MBT-70 memang merupakan disain yang revolusioner, tetapi mengingat biayanya yang sangat mahal, Jerman mengundurkan diri dari proyek ini pada 1969.
Program nasional mulai dijalankan pada 1970 oleh Krauss-Maffei. Setahun kemudian diputuskan bahwa model tank yang akan dibuat harus didasarkan pada model sebelumnya Experimentalentwicklung (kemudian disebut sebagai proyek Keiler) dari tahun-tahun enampuluhan (yang sebenarnya diambil dari apa yang disebut sebagai vergoldeter Leopard atau "Leopard yang disepuh emas"), bukannya modifikasi dari MBT-70 atau Eber. Disain baru yang dibuat pada 1971 itu disebut sebagai "Leopard 2" mengingat Leopard yang asli kemudian disebut sebagai Leopard 1. Sebanyak 17 prototip dipesan pada tahun itu (meski hanya 16 yang akhirnya jadi. Kendaraan itu harus seberat limapuluh metrik ton.
Pada 11 December 1974 pemerintah Jerman dan Amerika Serikat menandatangani sebuah Memorandum of Understanding tentang kemungkinan dilaksanakannya kerjasama produksi MBT baru setelah Amerika Serikat membeli dan melakukan penelitian terhadap prototip lambung nomer 7 pada 1973. Dengan melihat pengalaman perang Yom Kippur memang diperlukan sebuah lapisan pelindung baja yang kualitasnya lebih baik pada prototip-prototip ini, yakni dengan menggunakan lapisan baja yang sangat miring. Kelas kendaraan ini meningkat menjadi enapuluh ton. Prototip Kubah Nomer 14 diubah bentuknya menjadi lebih gemuk untuk mencoba konfigurasi lapisan baja yang lebih baru,sebagai akibat digunakannya lapisan pelindung baja berperforasi yang vertikal. Kubahnya menjadi lebih luas daripada kubah Leopard 1 karena adanya ruang penyimpanan amunisi yang lebih besar di bagian belakang. Leopard 2 sudah menggunakan lapisan baja pelindung berperforasi perforated armour, dan bukanChobham armourseperti yang pernah diklaim sebelumnya. PT-14 menggunakan meriam 120 mm Rheinmetall yang dipakai juga oleh tank Amerika Serikat M1 Abrams. Kemudian dipesan juga dua prototip lambung baru dan tiga tipe kubah, satu kubah (PT-20) dilengkapi meriam 105 mm dengan sistem kontrol penembakan fire control system Hughes, PT-19 dengan sistem kontrol penembakan yang sama, tetapi bisa ditukar dengan meriam Rheinmetall 120 mm (yang memang diganti oleh pihak Amerika Serikat), dan satu lagi (PT-21) dengan sistem kontrol penembakan buatan Hughes-Krupp, Atlas Elektronik EMES 13, yang mengendalikan meriam 120 mm.
Rheinmetall-120-Pada Leopard |
Sistem Penembakan standar yang ditemukan pada Leopard 2 adala hEMES Jerman 15 kebakaran sistem kontrol dengan perbesaranganda distabilkan pandangan primer. Pemandangan utamamemiliki Neodymium Garnet Itrium terpadu Aluminium (Nd: YAG).Negara pengintai laser solid dan 120 elemen kadmium merkuritelluride, CdHgTe (juga dikenal sebagai CMT) Zeiss pandangantermal yang keduanya terkait dengan kontrol komputer tangki api backup 8x tambahan teleskop Fero-Z18 sudah terpasangcoaxially untuk penembak. komandan memiliki periskopindependen, Rheinmetall / Zeiss PERI-R 17 A2. Para PERI-R 17A2 adalah pemandangan periskop stabil panorama dirancang untuk siang / malam observasi dan identifikasi sasaran, dan memberikan pandangan semua bulat dengan menyusur 360 ° .Gambar termal dari periskop komandan ditampilkan padamemantau di dalam tangki. Tank produksi awal tidak dilengkapi dengan pemandangan termal, karena pemandangan yang tidak siap, dan bukan sementara diganti dengan 200 cahaya sistem TVPZB rendah (LLLTV). Suite pengendalian kebakaran mampu menyediakan hingga tiga nilai rentang empat detik. Kisaran Data ditransmisikan kekomputer kontrol api dan digunakan untuk menghitung solusimenembak. Juga, karena pengintai laser diintegrasikan ke dalampandangan utama penembak, penembak mampu membacapengukuran jangkauan digital secara langsung. Kisaran maksimumpengintai laser hanya kurang dari 10.000 m dengan akurasi pengukuran ke dalam 20 m pada kisaran ini. Sistem gabunganmemungkinkan Leopard 2 untuk terlibat target bergerak padakisaran hingga 5.000 meter sementara itu sendiri berada di yangbergerak di atas medan kasar.LEOPARD 2A6 Termasuk penambahan dari pistol 120 mm Rheinmetall smoothbore L55 dan sejumlah perubahan lain. Semua batalyon tank Jerman dari "pasukan krisis intervensi" dilengkapi dengan A6, seperti juga semua unit operasional Belanda. Kanada membeli 20 Leopard 2A6s dari Belanda. Ini disampaikan pada 2007. Portugal juga membeli 37 Leopard 2A6 dari Belanda pada 2007, dengan pengiriman pada tahun 2008.Para 2A6M Leopard adalah versi dari 2A6 dengan proteksi ranjau yang ditingkatkan di bawah chassis, dan sejumlah perangkat tambahan internal untuk meningkatkan survivabilitas awak. Kanada telah meminjam 20 A6Ms dari Jerman untuk penyebaran ke Afghanistan pada akhir musim panas 2007. Tank-tank baru semua memiliki drive menara listrik. Para 2A6M Leopard BISA merupakan varian Kanada dari Leopard 2A6M. Modifikasi yang signifikan termasuk kotak hitam khas dipasang di bagian belakang turret hiruk pikuk, awalnya diharapkan menjadi unit penyejuk udara baru tetapi mungkin berisi peralatan komunikasi Kanada Angkatan ditunjuk (saat mereka berbaris dengan berdiri antena baru), dan berdiri -baju besi slat . Tank-tank pertama dikonfigurasi pada varian ini adalah dua puluh tank dipinjamkan dari Bundeswehr Jerman, dalam upaya untuk meningkatkan daya tembak dan meningkatkan perlindungan yang diberikan kepada tentara Kanada yang beroperasi di Afghanistan selatan. Tank-tank loaner diharapkan untuk mempertahankan senapan mesin Jerman mereka MG3, sementara mantan-tank Belanda diharapkan untuk mempertahankan senjata mereka FN MAG mesin karena kesamaan dengan saham Kanada yang ada Karena status dipinjamkan dari 20 tank pertama,. unit AC awalnya tidak dapat diinstal karena hanya sedikit perubahan bisa dibuatT (bukan, kru mengenakan rompi pendinginan, dan drive menara listrik itu menghasilkan panas kurang dari drive hidrolik dari Kanada tua Leopard C2). Tank-tank Jerman yang dipinjamkan sekarang akan disimpan oleh Pasukan Kanada dan dapat ditingkatkan lebih jauh, sementara mantan-Belanda Leopard 2A6 yang telah dimodifikasi untuk spesifikasi Jerman Leopard 2A6M dan digunakan sebagai restitusi untuk tangki dipinjamkan Saat ini. Kanada Leopard 2 yang di Afghanistan sejak telah dilengkapi dengan unit AC, dan tikar Saab Barracuda kamuflase yang juga berfungsi untuk mengurangi beban surya sebesar 50 persen. Leopard 2 Hel merupakan turunan dari 2A6, memerintahkan oleh Angkatan Darat Yunani pada tahun 2003. The "Hel" singkatan dari "Hellenic". Para 170 tank untuk dikirim antara 2006 dan 2009.Sebanyak 140 akan dibangun di Yunani oleh ELBO, yang disampaikan unit pertama pada akhir 2006. SPESIFIKASI
Weighs in at 61.3 tons
V12 diesel engine putting down 1,500hp
Features 3rd generation composite armor
4 Crew members
Advanced thermal imaging
Tracking moving targets while moving
Battle range of 550km
Top speed of 72km/h
Costs $4.5 million US dollars
PINDAD : INDONESIA BUTUH MBT UNTUK MENYEIMBANGKAN KEKUATAN DI KAWASAN
Kabar Pembelian Leopoard
Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan pengadaan Main Battle Tank "Leopard" dari Belanda sudah lewat penelitian dan dikaji matang. "Tidak ujug-ujug (tiba-tiba)," kata Purnomo usai Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Senin (16/1).
Purnomo menilai, penolakan rencana pembelian tank Leopard dari Belanda oleh beberapa anggota dewan bukan sikap resmi DPR. Menurut dia, sikap resmi DPR akan disampaikan dalam rapat kerja antara eksekutif dan legislatif, dan itu belum dilakukan sampai saat ini.
"Penolakan itu belum sikap resmi dari Senayan (DPR) karena kami belum bertemu dengan mereka," terang dia.
Purnomo mengaku, tak melarang siapa pun untuk berkomentar. Tapi ada satu proses yang sifatnya official yang cuma bisa dilakukan dalam rapat kerja. "Belum ada kesimpulan secara resmi tentang penolakan dan sebagainya. Kalau orang per orang silahkan saja," ujar Menhan.
Purnomo menegaskan, rencana pembelian tank Leopard sudah melalui proses yang cukup panjang, ada jenjang penelitian dan pengembangan.
Sementara itu, Wamenhan Syafrie Syamsuddin mengatakan pembelian tank Leopard telah melalui pengkajian teknis dan taktis di tingkat Markas Besar Angkatan di Kementerian Pertahanan.
Kementerian Pertahanan memandang secara strategi perlu modernisasi peralatan militer dalam rangka dua hal yakni memenuhi strategi pertahanan.
Kedua, untuk memenuhi varian teknologi sebagai tuntutan dari revolusi militer negara ASEAN.
"Saat ini sedang diadakan pengkajian oleh pihak Komisi 1, sehingga kita menunggu hasil pengkajian secara institusi, bukan secara individu dari masing-masing anggota parlemen," kata Sjafrie.
Sebelumnya, rencana pembelian tank Leopard telah ditolak oleh parlemen Belanda. Mereka menilai Indonesia masih melakukan berbagai pelanggaran HAM. Belanda tak mau tank-tank itu dipakai untuk pelanggaran HAM.
Di dalam negeri, beberapa anggota Komisi I DPR tegas-tegas menolak rencana itu. DPR menilai spesifikasi tank Leopard tak cocok dengan kondisi medan Indonesia.(Ant/ICH)
Purnomo menilai, penolakan rencana pembelian tank Leopard dari Belanda oleh beberapa anggota dewan bukan sikap resmi DPR. Menurut dia, sikap resmi DPR akan disampaikan dalam rapat kerja antara eksekutif dan legislatif, dan itu belum dilakukan sampai saat ini.
"Penolakan itu belum sikap resmi dari Senayan (DPR) karena kami belum bertemu dengan mereka," terang dia.
Purnomo mengaku, tak melarang siapa pun untuk berkomentar. Tapi ada satu proses yang sifatnya official yang cuma bisa dilakukan dalam rapat kerja. "Belum ada kesimpulan secara resmi tentang penolakan dan sebagainya. Kalau orang per orang silahkan saja," ujar Menhan.
Purnomo menegaskan, rencana pembelian tank Leopard sudah melalui proses yang cukup panjang, ada jenjang penelitian dan pengembangan.
Sementara itu, Wamenhan Syafrie Syamsuddin mengatakan pembelian tank Leopard telah melalui pengkajian teknis dan taktis di tingkat Markas Besar Angkatan di Kementerian Pertahanan.
Kementerian Pertahanan memandang secara strategi perlu modernisasi peralatan militer dalam rangka dua hal yakni memenuhi strategi pertahanan.
Kedua, untuk memenuhi varian teknologi sebagai tuntutan dari revolusi militer negara ASEAN.
"Saat ini sedang diadakan pengkajian oleh pihak Komisi 1, sehingga kita menunggu hasil pengkajian secara institusi, bukan secara individu dari masing-masing anggota parlemen," kata Sjafrie.
Sebelumnya, rencana pembelian tank Leopard telah ditolak oleh parlemen Belanda. Mereka menilai Indonesia masih melakukan berbagai pelanggaran HAM. Belanda tak mau tank-tank itu dipakai untuk pelanggaran HAM.
Di dalam negeri, beberapa anggota Komisi I DPR tegas-tegas menolak rencana itu. DPR menilai spesifikasi tank Leopard tak cocok dengan kondisi medan Indonesia.(Ant/ICH)
http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/01/16/78782/Menhan-Pengadaan-Leopard-Sudah-Dikaji-Matang/1
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengadaan Main Battle Tank "Leopard" dari Belanda sudah melalui penelitian dan pengkajian yang matang. Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menegaskan itu, Senin (16/1)
"Proses yang terjadi itu tidak ujug-ujug (tiba-tiba), dan kita tahu persis kegunaannya untuk apa," katanya usai Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Senin.
Purnomo menilai penolakan rencana pembelian tank Leopard dari Belanda oleh beberapa anggota DPR, bukan merupakan sikap resmi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Menurutnya, pernyataan sikap resmi DPR akan disampaikan dalam rapat kerja antara eksekutif dan legislatif, dan itu belum dilakukan sampai saat ini.
"Penolakan itu belum sikap resmi dari Senayan (DPR) karena kami belum bertemu dengan mereka," katanya.
Purnomo menambahkan," Komentar boleh dilakukan oleh siapa saja, tapi ada satu proses yang sifatnya `official` yang biasanya dilakukan dalam rapat kerja. Belum ada kesimpulan secara resmi tentang penolakan dan sebagainya. Kalau orang per orang silahkan saja." ujarnya.
Purnomo menegaskan rencana pembelian tank Leopard sudah melalui proses yang cukup panjang, ada jenjang penelitian dan pengembangan.
Sementara itu, Wamenhan Syafrie Syamsuddin mengatakan pembelian tank Leopard telah melalui pengkajian teknis dan taktis di tingkat Markas Besar Angkatan di Kementerian Pertahanan.
Kementerian Pertahanan memandang secara strategi perlu modernisasi peralatan militer dalam rangka dua hal yakni memenuhi strategi pertahanan.
Kedua, untuk memenuhi varian teknologi sebagai tuntutan dari revolusi militer negara ASEAN.
"Saat ini sedang diadakan pengkajian oleh pihak Komisi 1, sehingga kita menunggu hasil pengkajian secara institusi, bukan secara individu dari masing-masing anggota parlemen," kata Sjafrie.
Sebelumnya, rencana pembelian tank Leopard telah ditolak oleh parlemen Belanda. Mereka menilai Indonesia masih melakukan berbagai pelanggaran HAM. Belanda tak mau tank-tank itu dipakai untuk pelanggaran HAM.
Di dalam negeri, beberapa anggota Komisi I DPR tegas-tegas menolak rencana itu. DPR menilai spesifikasi tank Leopard tak cocok dengan kondisi medan Indonesia.
"Proses yang terjadi itu tidak ujug-ujug (tiba-tiba), dan kita tahu persis kegunaannya untuk apa," katanya usai Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Senin.
Purnomo menilai penolakan rencana pembelian tank Leopard dari Belanda oleh beberapa anggota DPR, bukan merupakan sikap resmi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Menurutnya, pernyataan sikap resmi DPR akan disampaikan dalam rapat kerja antara eksekutif dan legislatif, dan itu belum dilakukan sampai saat ini.
"Penolakan itu belum sikap resmi dari Senayan (DPR) karena kami belum bertemu dengan mereka," katanya.
Purnomo menambahkan," Komentar boleh dilakukan oleh siapa saja, tapi ada satu proses yang sifatnya `official` yang biasanya dilakukan dalam rapat kerja. Belum ada kesimpulan secara resmi tentang penolakan dan sebagainya. Kalau orang per orang silahkan saja." ujarnya.
Purnomo menegaskan rencana pembelian tank Leopard sudah melalui proses yang cukup panjang, ada jenjang penelitian dan pengembangan.
Sementara itu, Wamenhan Syafrie Syamsuddin mengatakan pembelian tank Leopard telah melalui pengkajian teknis dan taktis di tingkat Markas Besar Angkatan di Kementerian Pertahanan.
Kementerian Pertahanan memandang secara strategi perlu modernisasi peralatan militer dalam rangka dua hal yakni memenuhi strategi pertahanan.
Kedua, untuk memenuhi varian teknologi sebagai tuntutan dari revolusi militer negara ASEAN.
"Saat ini sedang diadakan pengkajian oleh pihak Komisi 1, sehingga kita menunggu hasil pengkajian secara institusi, bukan secara individu dari masing-masing anggota parlemen," kata Sjafrie.
Sebelumnya, rencana pembelian tank Leopard telah ditolak oleh parlemen Belanda. Mereka menilai Indonesia masih melakukan berbagai pelanggaran HAM. Belanda tak mau tank-tank itu dipakai untuk pelanggaran HAM.
Di dalam negeri, beberapa anggota Komisi I DPR tegas-tegas menolak rencana itu. DPR menilai spesifikasi tank Leopard tak cocok dengan kondisi medan Indonesia.
PINDAD : INDONESIA BUTUH MBT UNTUK MENYEIMBANGKAN KEKUATAN DI KAWASAN
BANDUNG-(IDB) :Meski mampu membuat tank medium, PT Pindad menilai Indonesia tetap memerlukan tank besar seperti Leopard buatan Jerman.
Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono mengatakan, Leopard dibutuhkan untuk memperkuat postur pertahan Indonesia dalam menandingi Malaysia.
"Malaysia punya tank kelas berat jenis T72 buatan Rusia, tank Leopard juga tank kelas berat seperti T72," ujar Adik seperti diberitakan inilahkoran, Jumat (13/1/2012).
Jika Kementerian Pertahanan (Kemenhan) jadi membeli Leopard, maka lanjut Adik, Pindad siap memproduksi amunisi peluru untuk Leopard.
Pindad telah menjalin kerjasama dengan Rheinmetall perusahaan otomotif dan industri pertahanan dari Jerman yang memproduksi Leopard. "Mereka berjanji akan sharing teknologinya sama kita salah satunay terkait rudal dan alutsista lainnya," jelas Adik.
Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono mengatakan, Leopard dibutuhkan untuk memperkuat postur pertahan Indonesia dalam menandingi Malaysia.
"Malaysia punya tank kelas berat jenis T72 buatan Rusia, tank Leopard juga tank kelas berat seperti T72," ujar Adik seperti diberitakan inilahkoran, Jumat (13/1/2012).
Jika Kementerian Pertahanan (Kemenhan) jadi membeli Leopard, maka lanjut Adik, Pindad siap memproduksi amunisi peluru untuk Leopard.
Pindad telah menjalin kerjasama dengan Rheinmetall perusahaan otomotif dan industri pertahanan dari Jerman yang memproduksi Leopard. "Mereka berjanji akan sharing teknologinya sama kita salah satunay terkait rudal dan alutsista lainnya," jelas Adik.